Sumatra |
Indonesia begitu kaya dengan budaya, negara kita yang terdiri dari beribu-ribu pulau ini patut kita banggakan, kain tradisional indonesia sudah mendapatkan pengakuan oleh dunia seperti kain Batik yang sudah ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO. Semua orang pasti sudah tahu Batik namun bagaimana dengan kain milik Indonesia yang lain ? ada banyak sekali kain khas Indonesia yang belum kita ketahui, sekarang kita membahas kain tradisional dari Pulau Sumatra
1. Songket Palembang dari Sumatra Selatan
Songket Palembang |
Dahulu awal pembuatan kain
songket dibuat dari bahan dasar
benang emas. Songket
merupakan pakaian yang
mencerminkan kedudukan seseorang
dalam masyarakat di Palembang,
ragam hias atau motif pada Kain
Songket merupakan hal yang dilihat
paling utama. Motif pada Kain
Songket memiliki arti atau makna
yang dalam sebagai gambaran
kebudayaan masyarakat Palembang.
2. Tenun Siak dari Riau
Tenun Siak |
Tenun Siak, sebagaimana namanya, merupakan tenunan tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat Siak, Provinsi Riau.
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Tenun Siak, sebagaimana namanya, merupakan tenunan tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat Siak, Provinsi Riau.
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Tenun Siak memiliki motif yang merupakan hasil dari sentrilisasi flora, fauna, dan alam sekitar. Dahulu tenun siak dipakai oleh kaum bangsawan dan keluarga kerabat raja, kehalusan dan kerumitan motif tenun siak menunjukkan semakin tinggi tingkat kedudukannya. Pembuat tenun siak harus mengerti arti dari setiap motif yang dibuatnya agar nanti dapat dilestarikan sehingga tenun siak tidak akan hilang.
Tenun Siak, sebagaimana namanya, merupakan tenunan tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat Siak, Provinsi Riau.
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Tenun Siak, sebagaimana namanya, merupakan tenunan tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat Siak, Provinsi Riau.
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Tenun Siak, sebagaimana namanya, merupakan tenunan tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat Siak, Provinsi Riau.
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef
3. Tapis dari Lampung
Tapis |
Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; "Cucuk"). Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang
digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih
sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh
wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada
mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi
tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral.
Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun
Lampung juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah
lain. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh taradisi Neolitikum
yang memang banyak ditemukan di Indonesia.
Masuknya agama Islam di Lampung, ternyata juga memperkaya
perkembangan kerajinan tapis. Walaupun unsur baru tersebut telah
berpengaruh, unsur lama tetap dipertahankan.
4. Songket Pandai Sikek dari Sumatera Barat
Motif-motif tenun pandai sikek yang berupa cukie (pola yang mengisi bagian-bagian dari kain) dan sungayang (corak keseluruhan kain tenun songket) diyakini sebagai motif asli yang ditenun oleh perempuan-perempuan Pandai Sikek pada masa lampau. Motif-motif kain tenun songket pandai sikek, konon selalu diambil dari contoh kain-kain
tua yang sering dikenakan sebagai pakaian pada upacara-upacara adat dan
untuk fungsi lain dalam lingkup acara adat sebagai tando dan dipajang
pada waktu batagak (mendirikan) rumah. Dalam tradisi yang berkembang di Pandai Sikek, pembuatan kain tenun songket yang dilakukan oleh kaum perempuan.
5. Ulos Batak Toba dari Sumatera Utara
Ulos Batak Toba |
Kain ulos adalah kain tenunan suku Batak toba yang sering juga dijadikan
oleh-oleh khas dari Toba.Ulos sering digunakan baik dalam kehidupan
sehari-hari dan juga di setiap ritual/upacara adat Batak baik dalam suka maupun duka. Kain ulos memiliki berbagai macam. Motif memiliki berbagai arti yang berbeda dan ada beberapa motif yang hanya dapat digunakan pada bagian tubuh tertentu.
6. Kerawang Gayo dari Aceh
Kerawang Gayo |
7. Tudung Manto dari Kepulauan Riau
Tudung Manto |
Pembuatan motif harus merujuk kepada segala sesuatu yang ada dalam lingkungan alam Melayu, dan harus mengandung makna tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan oleh pembuat motif. Motif yang dibuat berdasarkan sesuatu yang tidak diketahui atau tidak pernah dijumpai oleh orang Melayu dalam kehidupan mereka, tidak akan diterima oleh masyarakat, dan dianggap sebagai motif yang tidak memiliki makna. Tokoh budaya di Daik mengatakan bahwa ketatnya aturan pembuatan motif hias tudung manto dimaksudkan untuk menjaga motif-motif yang sudah menjadi ciri khas tudung manto.
8. Kain Cual dari Bangka Belitung
Cual |
Kain cual adalah kain tenun tradisional Bangka Belitung. Kain cual dibuat seperti kerajinan songket, namun yang motifnya adalah tenun ikat. Motif tenun cual antara lain susunan motif corak penuh (Penganten Bekecak), dan motif ruang kosong Jande Bekecak). Cual Bangka dahulu dikenal dengan nama Limar Muntok. Kain cual memiliki beberapa motif, seperti motif kembang gajah,
bunga cina, naga bertarung, dan burung hong. Beberapa motif kain cual
ada yang dibuat dengan menggunakan benang sutra dan bahkan ada yang
dibuat dengan benang emas 18 karat.
9. Kain Lantung dari Bengkulu
kain Lantung |
Masyarakat Bengkulu dalam membuat kain lantung tersebut, terlebih dahulu
mencari jenis pohon yang kulit bergetah, karena kulit kayu yang
mengandung getah tidak mudah rusak. Kemudian batang pohon tersebut
dipotong untuk diambil kulitnya sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Proses pembuatan kain lantung sangat sederhana, kulit kayu
dikelupaskan dari batang kayu kemudian dipukul-pukul dengan kayu
(perikai) sampai tipis dan lebar sehingga dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Untuk mendapatkan kain yang baik dan lembut biasanya kulit
kayu yang sudah dipukul-pukul direbus kemudian dijemur ditempat yang
terlindung dari sinar matahari langsung.
Tidak ada motif atau ragam hias dalam membuat baju dari kulit lantung
ini. Mereka hanya berprinsip untuk memutup aurat dan melindungi tubuh
dari udara dingin. Begitu juga dengan selimut da tali pengikat dari
kulit lantung ini.
Membedakan kain dari kulit lantung yang dipakai oleh laki-laki dan
perempuan memang ada, yakni kain laki-laki biasanya membuat pola celana
dan baju, sedangkan perempuan membuat rok dan baju yang menutupi
seluruh anggota tubuh.
10.Tenun Ikat Inuh dari Lampung
tenun ikat inuh |
Tenun ikat inuh mulanya hanya dipakai perempuan pada acara pernikahan. Perempuan yang memakainya harus istri dari laki-laki tertua dalam keluarga. Di masa itu, tidak semua wanita bisa memakai kain inuh, sedangkan tenun ikat bidak galah napuh dipakai hanya untuk acara adat untuk laki-laki dan perempuan.
Perbedaan kedua kain tenun ini terletak pada motifnya. Tenun ikat inuh memiliki motif lebih beragam berupa tumbuhan, kapal, dan rumah tradisional, sedangkan tenun bidak galah napuh bermotif bintik-bintik kecil yang diambil dari model kulit hewan. Napuh adalah sejenis hewan seperti kancil yang memiliki bintik-bintik kecil pada bagian leher.
Winda Septiana Akhir Wandhani
Tidak ada komentar
Posting Komentar