pasar terapung |
Kemarin dibahas tentang kain tradisional Pulau Sumatra sekarang mari kita membahas kain dari Pulau Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, di Kalimantan memiliki kain-kain tradisional yang sebenarnya dari satu daerah ke daerah di Indonesia yang lain memiliki persamaan.
1. Songket Sambas dari Kalimantan Barat
songket sambas |
Jaman dahulu para perajin atau penenun pada umumnya adalah perempuan
dewasa yang telah berumah tangga, jarang sekali bahkan hampir tidak ada
dari kalangan laki-laki.
Dalam proses pembuatannya mereka masih menggunakan cara-cara lama sehingga memerlukan waktu yang relatif lama karena dalam satu bulan mereka biasanya hanya menghasilkan 2-3 lembar kain saja.
Tenun Sambas merupakan salah satu usaha masyarakat di Sambas yang telah berlangsung secara turun temurun. Pembuatan kain tenun ini dilakukan masyarakat secara manual atau tradisional. Proses pengerjaan secara tradisional ini akan membuat hasilnya akan lebih bagus dibandingkan pembuatan dengan mesin.
Dalam proses pembuatannya mereka masih menggunakan cara-cara lama sehingga memerlukan waktu yang relatif lama karena dalam satu bulan mereka biasanya hanya menghasilkan 2-3 lembar kain saja.
Tenun Sambas merupakan salah satu usaha masyarakat di Sambas yang telah berlangsung secara turun temurun. Pembuatan kain tenun ini dilakukan masyarakat secara manual atau tradisional. Proses pengerjaan secara tradisional ini akan membuat hasilnya akan lebih bagus dibandingkan pembuatan dengan mesin.
Benang yang dipergunakan beraneka ragam, seperti benang dengan aneka warna dan benang emas. Secara keseluruhan, peralatan tenun yang dipergunakan oleh penenun di
Kabupaten Sambas adalah: tarauan, luwing, pleting, cucuk/karab,
garub/suri, pase, berirak, benik, serarak, injakan, pencual, cacak,
pencual dan tandaian, kuda-kuda, kedudukan dan turak.
Tenun Sambas ini mempunyai berbagai macam motif dan corak. Semakin
tinggi kesulitan dalam membuat motif tersebut maka harga tenunnya akan
semakin mahal. Motif-motif yang dipakai pada saat ini tidak diketahui
siapa yang menciptakannya dan itu motif-motif itu terus berkembang
sesuai dengan kemampuan dari perajin tersebut.
Motif yang tergambar dalam tenunan ini biasanya berkaitan dengan alam dan lingkungan hidup. Semakin sulit motifnya,semakin lama waktu yang diperlukan.
Motif yang tergambar dalam tenunan ini biasanya berkaitan dengan alam dan lingkungan hidup. Semakin sulit motifnya,semakin lama waktu yang diperlukan.
Salah satu ciri khas tenun Sambas adalah motif pucuknya. Motif pucuk
rebung berbentuk segi tiga, memanjang, dan lancip. Disebut pucuk rebung
karena merupakan stilirisasi dari tunas bambu muda. Penggunaan pucuk
rebung sebagai ciri khas tenun ini memiliki makna yang luas dan
mendalam.
Sedikitnya ada tiga makna dari penggunaan motif ini sebagai ciri khas. Pertama, sebagai pengingat agar orang-orang Sambas terus berupaya untuk maju. Pucuk rebung adalah bagian dari pohon bambu yang terus tumbuh dan tumbuh. Semangat terus tumbuh inilah yang ingin disampaikan oleh motif ini. Kedua, orang Sambas harus senantiasa berpikiran lurus, sebagaimana tumbuhnya pucuk rebung. Pucuk rebung selalu tumbuh lurus hingga menjulang tinggi. Ketiga,jika mencapai puncak tertinggi,tidak boleh sombong dan arogan,sebagaimana pohon bambu yang selalu merunduk ketika telah tinggi.
Sedikitnya ada tiga makna dari penggunaan motif ini sebagai ciri khas. Pertama, sebagai pengingat agar orang-orang Sambas terus berupaya untuk maju. Pucuk rebung adalah bagian dari pohon bambu yang terus tumbuh dan tumbuh. Semangat terus tumbuh inilah yang ingin disampaikan oleh motif ini. Kedua, orang Sambas harus senantiasa berpikiran lurus, sebagaimana tumbuhnya pucuk rebung. Pucuk rebung selalu tumbuh lurus hingga menjulang tinggi. Ketiga,jika mencapai puncak tertinggi,tidak boleh sombong dan arogan,sebagaimana pohon bambu yang selalu merunduk ketika telah tinggi.
2. Sasirangan dari Kalimantan Selatan
sasirangan |
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan,
kain yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan
bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak
tertentu..
Desain/corak didapat dari teknik-teknik jahitan dan ikatan yang ditentukan oleh beberapa faktor, selain dari komposisi warna dan efek yang timbul antara lain : jenis benang/jenis bahan pengikat.
Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk
pengobatan (batatamba), khususnya untuk mengusir roh-roh jahat dan
melindungi diri dari gangguan makhluk halus. Agar bisa digunakan sebagai
alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan biasanya
dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan).
Kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk
pengobatan (batatamba), khususnya untuk mengusir roh-roh jahat dan
melindungi diri dari gangguan makhluk halus. Agar bisa digunakan sebagai
alat pengusir roh jahat atau pelindung badan, kain sasirangan biasanya
dibuat berdasarkan pesanan (pamintaan).
3. Ulap Doyo dari Kalimantan Timur
ulap doyo |
Ulap doyo merupakan jenis tenun ikat berbahan serat daun doyo (Curliglia latifolia). Daun ini berasal dari tanaman sejenis pandan yang berserat kuat dan tumbuh secara liar di pedalaman Kalimantan.
Agar dapat digunakan sebagai bahan baku
tenun, daun ini harus dikeringkan dan disayat mengikuti arah serat daun
hingga menjadi serat yang halus. Serat-serat ini kemudian dijalin dan
dilinting hingga membentuk benang kasar.
Benang daun doyo kemudian diberi
warna menggunakan pewarna alami dari tumbuhan. Warna yang umum ditemukan
antara lain merah dan cokelat. Warna merah berasal dari buah glinggam,
kayu oter, dan buah londo. Adapun warna cokelat diperoleh dari kayu uwar.
Tenun ulap doyo diduga telah ada
sejak berabad-abad silam, bahkan diduga usianya hampir sama dengan usia
keberadaan Kerajaan Hindu Kutai. Hal ini dikuatkan dengan temuan
antropologi yang menyebutkan ada korelasi antara motif pada tenun ulap doyo dengan strata sosial dari kelompok masyarakat pemakainya.
Secara umum, motif dalam kain ulap doyo
terinspirasi flora dan fauna yang ada di tepian Sungai Mahakam atau
tema peperangan antara manusia dengan naga. Motif yang terdapat pada
kain pun menjadi identitas si pemakai. Motif waniq ngelukng, misalnya, yang digunakan oleh masyarakat biasa, sedangkan motif jaunt nguku
digunakan kalangan bangsawan atau raja. Pembedaan strata sosial ini
mengindikasikan adanya sistem kasta yang berlaku dalam masyarakat,
seperti yang terdapat pada Hindu.
Proses pembuatan tenun ulap doyo
diwariskan secara turun temurun melalui suatu proses yang unik. Kaum
wanita Dayak Benuaq mulai menguasai proses pembuatan tenun ini sejak
usia belasan tahun secara spontan, tanpa melalui proses latihan. Mereka
menguasai tehnik ini hanya dengan melihat proses kerja para wanita yang
lebih tua seperti ibu dan sesepuh mereka secara berulang-ulang. Karena
transfer keterampilan yang berlangsung secara unik ini, hampir
dipastikan sulit menemukan orang yang menguasai tehnik tenun ulap doyo di luar Suku Dayak Benuaq.
benang bintik |
Benang Bintik merupakan nama lain dari Batik Khas Dayak Kalimantan
Tengah. Dalam hal jenis, Benang Bintik tergolong ke dalam berbagai motif
khas, di antaranya adalah motif Batang Garing, motif Huma Betang, motif ukiran, motif senjata, motif naga, motif Balanga, motif campuran dan motif-motif lainnya.
Untuk warna dasar Benang Bintik memiliki warna yang lebih berani
seperti warna merah maroon, biru, merah, kuning dan hijau. Ada juga
bahan warna yang lebih gelap seperti hitam dan coklat. Bahan baku Benang
Bintik umumnya menggunakan bahan kain jenis kain sutera, kain
semi-sutera dan kain katun.
Yang membuat khas batik Dayak Kalimantan Tengah ini di setiap motifnya selalu ada motif Batang Garing. Suku Dayak Ngaju memahami dunianya (kosmologi) melalui pemaknaan Pohon Batang Garing (pohon kehidupan). Pohon ini diyakini diturunkan langsung oleh Tuhan Dayak Ngaju yang bernama Ranying Hatalla Langit (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam tetek tatum (ratap tangis sejati) diceritakan bahwa Ranying Hatalla Langit menciptakan dua pohon yang diberi nama Batang Garing Tingang (pohon kehidupan) dan Bungking Sangalang.
5. Batik Bultiya dari Kalimantan Utara
batik bultiya |
Tidak ada komentar
Posting Komentar